Artikel 1
Gagal dan Bangkit Lagi !!
Gagal dan Bangkit Lagi !!
(1)Pada suatu
sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. (2)Dari raut
wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia
terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu.
Sebentar-sebentar, (3)ia terduduk dan menghela napas panjang. Kegiatan itu
diulangnya berkali-kali, (4)seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.
Saat pikirannya
sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada
gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting
sebatang pohon tempat dia duduk. Dengan perasaan kesal, (5)ia pun kemudian
iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang
laba-laba itu. Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.
Seusai melepaskan
kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati (6)ulah
si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan
laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya?(7) Apakah laba-laba
akan lari terbirit-birit, atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat
lain?(8) Rasa penasaran itu rupanya segera mendapatkan jawaban. (9)Tak lama, si
laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai mengulangi
kegiatan yang sama, merayap(10)-merajut(11)-melompat. Setiap helai benang
dipintalnya (12)dari awal(13), semakin lama semakin lebar (14)dan tanpa kenal
lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang
sibuk bekerja lagi(15) dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat
sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan
sarang tersebut untuk (16)kedua kalinya. Dengan perasaan puas (17)namun penuh
rasa ingin tahu, diamati (18)ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan
dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?(19)
Ternyata untuk (20)ketiga kalinya, laba-laba
mengulangi kegiatannya kembali, memulai dari awal. Dengan bersemangat
merayap(21)-merajut(22)-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan
dari tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba
tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk (23)ketiga kalinya.
Saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli sarang laba-laba
dirusak atau dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya
kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa
mengenal lelah, telah membuka kesadaran si pemuda.
Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya.
Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan
gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan !(24) Maka, melihat
semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak
pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku
harus bangkit lagi !(25) Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap
kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun
sarangnya kembali (26)dari setiap kehancuran !”(27) Segera, si pemuda bangkit,
dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai
(28)dari awal lagi, tanpa putus asa.
1. Pada sore hari
(Alasan : Karena pada suatu sore merupakan kesalahan diksi)
2. Pada (Alasan :
Kata dari lebih tepat untuk kata tempat, terjadi kesalahan diksi)
3. Dia (Alasan :
Kata ia tidak baku, dan untuk kata panggilan didepan harus Kapital)
4. seakan-akan
(Alasan : Harusnya merupakan kata yang dibentuk dari pemajemukan dan
pengulangan)
5. Dia (Alasan :
Kata ia tidak baku, dan untuk kata panggilan didepan harus Kapital)
6. tingkah laku
(Alasan : Kata ulah tidak baku)
7. . (Alasan :
kesalahan pada tanda baca, seharusnya diakhiri oleh titik (.))
8. . (Alasan :
kesalahan pada tanda baca, seharusnya diakhiri oleh titik (.))
9. Tidak (Alasan
: Kata tak tidak baku)
10. , (Alasan :
Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,))
11. , dan (Alasan
: Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,) juga ditambahkan kata dan)
12. kembali
(Alasan : Kesalahan diksi, karena kata dari seharusnya untuk menghubungkan
dengan kata tempat)
13. . (Alasan :
Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))
14. , (Alasan :
Kesalahan tanda baca, seharusnya memakai tanda (,))
15. , (Alasan :
Kesalahan tanda baca, seharusnya memakai tanda (,))
16. ke-dua
(Alasan : Dalam tingkatan harus memakai tanda (-)
17. tetapi
(Alasan : Kesalahan diksi, seharusnya untuk penghubung memakai kata tetapi,
bukan namun, namun untuk di awal kalimat)
18. tingkah laku
(Alasan : Kata ulah tidak baku)
19. (Alasan :
kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh titik(.))
20. ke-tiga
(Alasan : Dalam tingkatan harus memakai tanda (-))
21. (Alasan :
Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,))
22. dan (Alasan
: Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,) juga ditambahkan kata dan)
23. ke-tiga
(Alasan : Dalam tingkatan harus memakai tanda (-))
24. (Alasan :
Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))
25. (Alasan :
Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))
26. oleh (Alasan
: Kesalahan diksi, karena kata dari seharusnya untuk menghubungkan dengan kata
tempat)
27. (Alasan :
Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))
28. kembali
(Alasan : Kesalahan diksi, karena kata dari seharusnya untuk menghubungkan
dengan kata tempat)
Artikel 2
Bencana
Gunung Berapi
Ratusan orang dievakuasi setelah sebuah gunung
berapi meletus di bawah gletser di selatan Islandia. Menurut (1)badan proteksi
sipil, Minggu, 21 Maret 2010, erupsi terjadi sekitar pukul 11.30 malam waktu
Reykjavik, Islandia, (2)sabtu malam tadi.
Erupsi terjadi di bawah gletser
Eyjafjallajokull, gletser kelima terbesar di Islandia. Gunung api (3)itu
sendiri tertutup oleh es.
Khawatir akan (4)terjadi banjir akibat gletser
mencair, otoritas mengevakuasi sekitar 400 orang di wilayah seluas 160
kilometer tenggara ibukota sebagai pencegahan. Manajer (5)departemen-departemen
proteksi sipil, Vidir Reynisson, (6)mengatakan, hingga saat ini belum ada
laporan korban.
1.
Badan Proteksi
Sipil (Alasan = Sebuah Institusi Harus Huruf Kapital)
2.
pada sabtu malam
(Alasan = Kata tadi merupakan kata penghubung, tidak diletakkan di akhir
kalimat)
3.
itu (Alasan =
Kata sendiri dihilangkan, karena merupakan kesalahan diksi kata sendiri bukan
merupakan keterangan)
4.
terjadinya
(Alasan = terjadi tidak menjelaskan kejadiannya)
5. departemen
(Alasan = kata departemen-departemen bukan dalam jumlah banyak , hanya satu
departemen)
6.
memberitahukan
(Alasan = Kata mengatakan bukan kata baku)